Semoga Semakin Cinta

1 Juni 2007 - 1 Juni 2013.....

Masih seumur jagung, kalau orang bilang. Baru permulaan untuk sebuah langkah panjang, begitu kata orang tua. Bagi saya, meski masih sangat muda, perjalanan bernama pernikahan ini sudah dipenuhi dengan warna-warni. Warna-warni itu ada kalanya indah bak pelangi, hingga membuat hati berbunga-bunda. Namun, ada waktunya warna-warni itu justru membuat sudut hati terluka. Tentu saja harus seperti itu. Bukankah selalu ada dua sisi mata uang? Ada terang, ada gelap. Ada senang, ada susah. Begitulah...

Bisa dibayangkan, dua orang yang awalnya sama sekali tak kenal, lalu menjadi kenal, terus saling jatuh cinta. Hingga akhirnya sepakat untuk mengikat janji di hadapan Allah. Lalu dimulailah babak kehidupan baru. Setahun pertama adalah hari-hari berdua saja. Masih berasa madu, sangat madu. Sesekali muncul masalah, tapi masih ringan (atau dianggap ringan). Banyak maklum yang muncul. Maklum, baru menikah. Maklum, masih muda. Maklum, baru membina rumah tangga. Maklum, belum punya anak. Dan waktu pun beranjak.

Sekarang tak berdua lagi. Lahirlah buah cinta yang pertama. Masalah mulai menjadi rumit. Bukan lagi soal aku dan kamu. Tapi ada dia, si buah hati. Berikutnya, buah cinta kedua dan ketiga menyusul. Semakin indah sebenarnya. Tapi tak bisa dimungkiri, pernikahan juga tak semakin mudah. Banyak hal-hal kecil yang bisa membuat bahagia dan tawa. Segelas kopi panas di pagi hari mampu melahirkan senyum. Sebuah kecupan dan cium tangan yang tulus cukuplah untuk mengurangi letih. Ditambah dengan polah lucu buah hati, yang membuat hati menjadi hangat. Tapi kadang, justru hal-hal kecil juga bisa memicu masalah. Si dia yang lupa mengirimkan sms saat bepergian, handuk yang ditaruh sembarangan, kesibukan tak berujung dengan gadget, plus tingkah anak-anak yang tak lagi lucu. Nano-nano...

Ah, begitu lengkap Allah menunjukkan kekuasaan-Nya. Pernikahan ini salah satunya. Semakin banyak yang akan dilalui. Semoga semakin banyak juga waktu untuk memahami. Belajar memahami dia dengan segudang kelebihan dan kekurangannya. Sama persis dengan diriku, yang punya plus-minus tak terhitung. Belajar menerima dia secara paripurna. Seraya berharap, dia pun begitu. Agar tak goyah menjalankan biduk kecil ini bersama para jagoan lucu. Semoga Allah menjawab doa-doa ini. Aamiin...

Comments

Popular posts from this blog

MENJEMPUT REZEKI

Pulang Kampuang (2)

Semoga Nanti, Masih Ada Kapal ke Padang