Posts

Showing posts from May, 2022

Pulang Kampuang (3)

 Barayo di Kampuang Kito Akhirnya, dengan kasih sayang Allah, kami bisa berkumpul di rumah Ibu. Sebutan rumah Ibu lazim disematkan untuk menyebut rumah orang tua. Meski pemiliknya adalah Bapak dan Ibu, tetap saja lebih sering disebut di rumah Ibu. Mungkinkah karena matriakat sekali orang kampung kami? ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„ Bertemu nenek dan atuknya anak-anak sungguh karunia tak terkira. Mencium tangan mereka, memeluk tubuh mereka, melihat langsung senyum kebahagian mereka, mendengar cerewetnya mereka, menikmati naik-turun mood mereka๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„. Ditambah si bungsu sholehah yang selalu setia menemani orang tua kami. Semoga Allah selalu merahmati hidupmu, Adiak Uni sayang❤️. Plus keluarga Adek dari Palembang. Belum lengkap sebenarnya. Masih menunggu adek yang masih di Pekanbaru yang baru akan pulang setelah sholat Ied. Setelah sekian lama, kembali menikmati berbuka puasa di kampuang halaman. Senangnya tak terkira. Buka puasa pertama Ramadhan tahun ini di rumah Amak (nenek kami aka ayeknya anak-anak). Kumpul

Pulang Kampuang (2)

 Pulutan, Kami Datang! Pulang barayo kali ini benar-benar dipenuhi semangat membara. Sudah lama tak merasakan suasana Rayo di Ranah Minang. Sudah terhitung tujuh kali Rayo. Jadi, ayuk kita pulang๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช.  Yang mau cari info soal persiapan mudik, monggo baca tulisan sebelumnya, ya๐Ÿ‘ Perjalanan pulang kampuang kami dimulai dari Depok. InsyaAllaah bakal menjalani ribuan kilometer menuju Ranah Minang, kampuang tacinto. Setelah buka puasa, kami langsung cuss menuju Merak. Lalu-lintas ramai tapi lancar. Karena mungkin masih jauh dari Hari Rayo. Di tol sebelum sampai ke Merak, jangan lupa beli tiket online di Ferizy.  Ada pengisian data yang butuh ketelitian. Kalau salah dan harus diulang, lumayan nyebelin. Data sudah vaksin atau belum juga sudah terlihat. Kalau pun sudah vaksin tapi tidak keluar datanya, tenang saja. Bisa ditambah keterangan manual. Anak-anak di atas 3 tahun sudah terhitung dewasa. Pas sampai di Merak, senangnya melihat kapal sedang menurunkan penumpang. Artinya kami baka

Pulang Kampuang (1)

 Kami Pulang! Pulang kampuang kali ini benar-benar istimewa. Setelah tujuh kali Hari Rayo berlalu, baru sekarang kami kembali pulang ke Ranah Minang. Biasanya mudik pada saat libur sekolah akhir tahun. Meski mudik kapan saja selalu istimewa dan berkesan, tapi pulang saat Rayo sangat spesial.  Tahu tidak, pulang ke Pulau Sumatera itu butuh persiapan lahir-batin. Apalagi kalau memilih perjalanan darat. Luar biasa. Bukan hanya akan menguras fulus๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„, fisik pun akan sangat teruji. Terlebih jika menggunakan kendaraan sendiri. Kenapa memilih capek-capek bermobil ke Sumatera? Jawaban pertamanya jelas soal penghematan๐Ÿ˜. Pulang dengan anggota seabrek seperti saya tentu saja butuh perhitungan. Dan jalur darat adalah pilihan yang masuk akal. Kedua, pulang dengan membawa kendaraan akan memudahkan mobilitas di kampung. Ketiga, alasan yang saya karang sendiri, perjalanan via darat mirip makan sambel setan. Kapok, tapi nagih. Saya tidak pandai menjelaskan dengan terang. Yang tahu rasanya, pasti pah