Festival Dongeng Pertama Kami


Pagi yang sibuk, karena harus menyiapkan pasukan menuju acara Festival Dongeng Indonesia 2013. Setelah keriwuhan ini-itu, kami sampai di tempat acara, kampus Universitas Indonesia, Depok. Berdasarkan petunjuk, acaranya diadakan di Perpustakaan UI. Meski tidak menguasai seluk-beluk wilayah kampus ini, beruntung tempatnya gampang ditemukan. Dan kesan pertama kami, terutama aku, bangunan perpustakaannya keren. Hehehe, benar-benar bangunan modern yang dirancang unik dan sangat nyaman. Di bagian atasnya (atap), ada rumput-rumput, yang membuat bangunan perpustakaan seperti bukit kecil yang berpintu-pintu. Sayang, nggak sempat berfoto ria, karena anak-anak sudah berlarian ke TKP.

Acara dongeng digelar di dua tempat. Pertama, di pelataran perpustakaan yang rindang, dengan view danau cantik. Angin sepoi lumayan membantu di tengah panasnya matahari. Kedua, di kolam apung yang menjorok agak ke tengah danau. Dan, tralala, kami datang persis saat penampilan Pak Raden. Tahu kan Pak Raden itu siapa? Nggak tau, kata Farrel. Masak nggak tahu, Bang? Kataku. Hehehe.....barulah aku ingat. Beliau itu kan ikon atraktif anak-anak, pada zamanku, bukan zaman Farrel dan adik-adiknya ^-^ Awalnya Farrel tidak antusias dengan sesi dongeng ala Pak Raden ini. Ya, mungkin karena tidak terlalu tahu dengan pendongeng plus cara mendongeng beliau, meski menurutku masih oke, yang agak kaku karena sakit dan harus duduk di kursi. Jadi terlihat kurang luwes. Baru pada sesi pendongeng berikutnya, Farrel mulai on. Dia berani maju ke barisan depan dan bergabung dengan anak seusianya. Meski sesekali masih lihat ke belakang untuk memastikan ada ayah atau bundanya. Apalagi sesi ini diisi dengan gerak dan lagu. Farrel kelihatan tambah semangat. Memang, dari pengamatanku, Farrel menyukai kegiatan yang cenderung aktif dan fun. Di tempat kedua, Farrel juga masih bersemangat mendengarkan dongeng. Aku bangga dia berusaha untuk belajar berbaur dengan orang-orang yang sama sekali belum dikenal. Bagiku, keberaniannya untuk duduk di barisan depan, tampil ke panggung, lalu berinteraksi dengam teman sebelahnya adalah prestasi bernilai.


Lalu bagaimana dengan Fadhlan? Dia punya aktivitas sendiri saat sesi mendongeng ini. Bersama soulmate-nya, anak tetangga yang ternyata juga datang, dia sibuk mengumpulkan batu lalu menyusunnya di sekeliling pohon besar. Kata Fadhlan, dia sedang membuat mobil yang panjang sekali. Sesekali dia bergoyang saat mendengar lagu sederhana dari pendongeng. Dia melompat, naik-turun panggung, berlarian, dan berteriak senang. Sama sekali tak ada perhatian akan dongeng. Yah, selain faktor umur, yang kutangkap, Fadhlan memang cenderung kurang (atau belum ya) tertarik dengan aktivitas bercerita. Saat di rumah, kalau dibacakan cerita, dia hanya bertahan beberapa menit, lalu mulai terlihat tidak betah kemudian melakukan aktivitas lain yang lebih disukainya. Main lego atau berperan layaknya robot. Kalau Farrel sangat menyukai aktivitas bercerita. Dia bahkan sering memintaku untuk mengulang membacakan buku yang sama sampai beberapa kali. Begitulah Farrel dan Fadhlan kami ^-^

Lalu adek kecil Akram bagaimana? Karena masih imut sekali, Akram baru berpartisipasi dengan ikut tertawa dan tersenyum-senyum. Mungkin Akram senang melihat banyak orang dan aneka bunyi di sekelilingnya. Ayah Bunda? Ah, kami tak kalah bahagia menikmati hari ini. Dengan segala "keribetan" dan lelah, kami berbahagia untuk setiap momen bersama mereka. We love u, boys ^-^

Comments

Popular posts from this blog

MENJEMPUT REZEKI

Pulang Kampuang (2)

Semoga Nanti, Masih Ada Kapal ke Padang