Temukan Titik Lemah Si Dia


Tanpa sengaja menyakiti pasangan (suami atau istri), lalu mengatakan: "Maaf, ya, sayang.....", itu sih sudah "biasa" mungkin. Tapi ada cara lain untuk meminta maaf, selain cara konvensional itu. Memanfaatkan titik lemah pasangan. Maksudnya, mencari-cari kelemahan si dia? Iya. Titik lemah yang saya maksudkan adalah hal-hal kecil yang disukai pasangan kita, yang bisa membuat dia bahagia sepanjang masa hehe.... Dan ini memerlukan pengamatan yang jeli dan proses uji coba berulang kali. Taktik minta maaf, yang sedikit berbau sogokan ini, lumayan efektif di antara kami.

Saya, misalnya, punya dua titik lemah. Toko buku dan nasi bungkus Simpang Raya. Si dia sudah tahu soal ini dan sering memanfaatkannya. Dan, tanpa sadar, saya pun sering jadi bertekuk lutut. Pernah, suatu kali, dia harus pergi ke suatu acara kantor dan membatalkan acara bersama saya dan anak-anak. Saya kesal dan memilih diam, plus sedikit cemberut sebenarnya hehe.... Sesampainya di rumah, dia bicara kepada anak-anak (tentu saja sambil melirik kepada saya):
"Ayo, siapa yang mau ke Gramedia? Abang mau? Adek? Ntar kita cari buku apa, ya?"
Ih, kalau sudah begitu, saya jadi terpaksa cengengesan. Saya kalah kalau dia sudah memberikan ganti rugi dengan cara begitu. Dan rugi juga kalau menolak tawaran yang satu itu.

Atau lain waktu, dia pernah sangat terlambat pulang dan tidak bisa menepati janjinya kepada saya. Di rumah, saya sudah menyiapkan daftar pertanyaan dan keluhan agar dia tahu saya kecewa. Begitu tiba di rumah, saya melihat dia senyum-senyum sendiri. Saya bertambah kesal. Lalu, muncullah bungkusan kertas putih itu di depan saya. Nasi bungkus Simpang Raya. Dia berkata dengan penuh kemenangan: "Lauknya dendeng lambok." Skak. Saya pun lupa di mana menaruh daftar keluhan tadi. Ah, dia benar-benar sudah mengenal saya.

Beruntung, saya juga tahu kelemahan beliau. Pijatan dan cerita tentang sejarah. Ini dia yang bisa membuat dia diam lalu semuanya jadi damai. Jadi, kalau si dia lagi kesal, entah karena apa, saya akan berinisiatif memberikan pijatan. Bagian favorit dia: pijatan di kepala, pundak, dan kaki. Kalau sudah begini, semua clear hehe. Soal cerita tentang sejarah, ini ada dasarnya. Si dia berkuliah di jurusan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan sejarah. Tapi sebenarnya, dia memiliki cita-cita terpendam: menjadi arkeolog. Makanya, kalau sudah bicara tentang sejarah, sejarah apa saja, dia yang pendiam bisa bercerita panjang-lebar dengan bersemangat. Sangat bersemangat, meski kadang saya yang jadi pendengar tidak tertarik. Pokoknya, semangat. Nah, dari situlah saya kadang memanfaatkan titik lemah dia yang ini. Jadi, kalau suatu waktu dia terlihat bete karena ulah saya atau ulah anak, yang berimbas pada malasnya dia bicara, saya akan menggunakan cara ini. Saya akan mencari-cari cerita tentang sejarah yang saya tahu lalu mulai mengajak si dia berdiskusi. Dijamin, setelah itu wajahnya akan bersinar dan kadang susah untuk berhenti bicara.

Begitulah. Hanya hal sepele mungkin. Tapi, menurut saya, ini bisa jadi bumbu penyedap yang akan menambah manisnya kasih sayang bersama pasangan. Pastinya, setiap orang punya sesuatu yang saya sebut titik lemah ini. Temukan, lalu manfaatkan untuk hubungan yang lebih positif, tentunya. Jadi, apa titik lemah pasangan Anda? Hehehe.....

Comments

Popular posts from this blog

MENJEMPUT REZEKI

Pulang Kampuang (2)

Semoga Nanti, Masih Ada Kapal ke Padang