AH......NIKMATI SAJA!

AH...... NIKMATI SAJA!
Sahabat (terutama untuk semua Bunda yang manis)....
Sibuk melakukan apakah saat aku menyapa lewat tulisan ini? Sudah mandikah? Plus luluran? Atau sedang berbelanja dengan teman-teman yang sudah lama tak bertemu dan berkumpul ria? Atau saat ini sedang dikunjungi sanak-saudara? Adik mungkin?
Eits, kenapa tiba-tiba tanya soal kunjungan? Hehe...diriku baru saja dikunjungi adik kecilku yang manis. Masih belia. Dan setiap melihat padanya, aku selalu diingatkan pada polah, gaya, dan sikapku dulu. Ya, dulu waktu belum menjadi ibu-ibu yang cantik seperti saat ini (edisi menghibur diri dengan sebutan cantik J ). Ah, aku jadi membayangkan masa-masa muda itu, Bun. Masa santai dan tidak riwuh dengan sekitar. Maksudnya bukan tidak peduli dengan sekitar. Tapi hidup dengan ceria dan tidak terlalu direpotkan dengan banyak hal. Paling yang dipikirkan hanya soal kuliah, penampilan, teman, dan hal-hal ringan yang tidak bikin pusing tujuh keliling, kecuali dipusing-pusingkan (aduh, bahasanya kacau ya?).
Bukan maksudku untuk bilang kalau diriku tukang gaya alias wanita pesolek. Tapi yah namanya anak muda, pastilah ada perhatian (walau kadang tak banyak) untuk urusan penampilan. Naluri kalau kubilang. Nah, adikku itu melakukan hal-hal yang sering membuatku tersenyum  (dan jadi pengen muda lagi wkwkwkw). Suatu kali mau berangkat jalan-jalan ke luar. Dia sibuk mematut diri di depan cermin. Pakai jilbab dengan peniti di sana-sini. Plus bros cantik penghias jilbab. Tambahan lagi jam tangan dan kalung lucu. Tak lupa menenteng tas. Isinya: handphone, tisu, compact powder, dan dompet. Tentu saja tak lupa mukena. Mukena supermini. Sudah? Belum dong. Jangan lupa sandal dengan ornamen lucu dan cute. Lalu berangkatlah dia dengan senyuman yang paling manis.
Ah, diriku membayangkan potret ibu-ibu sepertiku (dengan beberapa orang balita) saat akan berangkat ke suatu tempat. Mandi adalah pekerjaan terakhir sebelum berangkat. Kenapa bisa begitu? Karena untuk mempersiapkan segala sesuatunya, aku pasti harus bergerak cepat dan harus mengeluarkan keringat (segitunya ya?). Susu, bantal, selimut, baju ganti, peralatan mandi, handuk, tisu, obat-obatan, makanan, dan minuman adalah barang-barang wajib yang harus selalu dibawa. Diteruskan dengan memandikan anak-anak sampai selesai memakaikan baju dan sepatu. Barulah diriku bisa mandi dan berhias. Eh, berhias maksudnya di sini bukan bersolek layaknya gadis manis adikku tadi ya J. Berhias maksudnya memakai baju dan sedikit memoles muka dengan bedak. Terus dilanjutkan dengan jilbab, berjilbab dengan jilbab yang paling sederhana. Sederhana maksudnya dengan peniti seminimal mungkin dan tanpa bros. Kenapa tanpa bros? Karena tangan-tangan mungil nan lucu dalam sekejap akan memainkan bros itu lalu merusaknya. Minimal menarik-nariknya. Kalung? Kalung apa ya? Tidak mungkinlah pakai kalung. Nasibnya akan sama dengan bros cantik itu. Sepatu? Harus yang paling nyaman dan tidak berhak.  Ada lagi? Tuh kan hampir lupa. Gendongan bayi. Biar si kecil nyaman dibawa-bawa. Jadi wajar kan kalau keringatan?
Hmmm... ada yang terpikir saat aku membayangkan sibuknya diriku dengan segala tetek-bengek itu. Apakah aku lelah? Iya. Apakah aku bete? Kadang-kadang. Apakah aku senang? Iya. Lho, kok bete bisa bercampur dengan senang? Itulah yang sulit kujelaskan. Lelah tapi senang. Bete tapi bahagia. Perasaan yang aneh, ya? Tapi mungkin di sanalah misteri indah menjadi seorang ibu. Lelah dengan aktivitas tanpa henti serta sangat menyita waktu, pikiran, dan tenaga. Sekaligus bahagia menjadi belahan jiwa dari bocah-bocah lucu menggemaskan. Memandangi mereka tertidur kelelahan setelah bermain membuatku semakin bersyukur menjadi ibu. Meski setelah mereka bangun, aku akan kembali pusing tujuh keliling menghadapi tingkah yang alamakkk...:) Lalu bahagia kembali datang saat mereka memanggilku lalu memeluk dengan lengan mereka yang lembut. Ah, aku tak bisa menjelaskan dengan gamblang perasaan itu. Hanya bisa dirasakan. Begitulah.
Jadi, sebenarnya aku ini ingin menjadi muda lagi atau tetap jadi ibu-ibu seperti sekarang? Ah...bingung! Mungkin yang paling asyik itu menjadi ibu-ibu yang berjiwa muda. Hehehe....salam manis untuk semua bunda.... tetap semangat (walau harus sambil mijit-mijit kepala, tangan, dan kaki).
Depok, Hujan Januari

Comments

Popular posts from this blog

MENJEMPUT REZEKI

Pulang Kampuang (2)

BUNDA VS AYAH:)