GEMPA TASIKMALAYA

TOLONGLAH KAMI, ALLAH

Hanya beberapa detik. Guncangan itu membuat jantungku berdegup kencang. Segera kuraih bayiku yang masih terlelap dan secepatnya berlari keluar. Bibirku hanya bisa mengucap istighfar. Sambil hatiku membayangkan apa yang tengah terjadi. Mungkinkah di suatu tempat, entah di mana, telah terjadi sesuatu yang mengerikan? Sesuatu yang hanya kurasakan akibatnya segelintir saja? Dan beberapa menit setelah itu kutemukan jawabannya.
Gempa 7,3 SR di sebelah barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat. Terjadi pukul 14.55 WIB. Gempa dirasakan di seluruh kabupaten di Jawa Barat dan hampir seluruh kabupaten di Jawa Tengah. Tak ketinggalan gempa dirasakan warga di ibu kota Jakarta. Dan korban jiwa? Entah berapa. Yang pasti jumlah nyawa yang hilang tidak sedikit. Harta benda? Juga tak terhitung. Itulah deretan berita yang selanjutnya saya dengar.
Hati saya perih. Belumlah hilang ingatan akan gempa di beberapa daerah sebelumnya. Aceh, Bengkulu, Yogyakarta, dan Sumatera Barat. Dua provinsi terakhir yang saya sebutkan adalah tanah tumpah darah yang sangat saya cintai karena yang terakhir adalah tempat kelahiran saya dan yang satunya lagi adalah tanah tempat saya menuntut ilmu. Dan rasanya belum lupa akan tangis korban yang hanya bisa saya liat dan dengar dari televisi.
Sekarang, ia datang lagi. Menyapa sesaat saja. Ya Cuma beberapa detik. Dan hancur leburlah rumah-rumah sederhana yang dibangun dengan tetesan keringat dan darah petani di pelosok Tasikmalaya, Cianjur, Ciamis, Bandung, Sukabumi dan seterusnya. Tidak hanya rumah. Nyawa tubuh-tubuh mungil yang sedang asyik bermain atau tertidur lelap seketika lenyap. Ibu dan ayah yang sedang mengais rezeki di sawah dan ladang tak urung diserang longsor yang tiba-tiba datang karena gempa. Apalagi? Saya tidak sanggup menuliskannya. Bahkan sekadar untuk membayangkannya. Terlalu menyedihkan, bagi saya.
Mereka sedang berpuasa, Allah. Bantulah mereka. Jikalau ini teguran bagi kami, bantulah kami untuk memahami makna teguran-Mu. Dan jika ini adalah cobaan, bantulah kami untuk melaluinya dengan rahmat-Mu. Dan jika ini adalah caramu meningkatkan derajat kami, bantulah kami untuk tetap teguh di jalan-Mu. Dan lindungilah kami semua, Allah.

Comments

Popular posts from this blog

MENJEMPUT REZEKI

Pulang Kampuang (2)

Semoga Nanti, Masih Ada Kapal ke Padang