Pulang Kampuang (3)
Barayo di Kampuang Kito Akhirnya, dengan kasih sayang Allah, kami bisa berkumpul di rumah Ibu. Sebutan rumah Ibu lazim disematkan untuk menyebut rumah orang tua. Meski pemiliknya adalah Bapak dan Ibu, tetap saja lebih sering disebut di rumah Ibu. Mungkinkah karena matriakat sekali orang kampung kami? ๐๐๐ Bertemu nenek dan atuknya anak-anak sungguh karunia tak terkira. Mencium tangan mereka, memeluk tubuh mereka, melihat langsung senyum kebahagian mereka, mendengar cerewetnya mereka, menikmati naik-turun mood mereka๐๐๐. Ditambah si bungsu sholehah yang selalu setia menemani orang tua kami. Semoga Allah selalu merahmati hidupmu, Adiak Uni sayang❤️. Plus keluarga Adek dari Palembang. Belum lengkap sebenarnya. Masih menunggu adek yang masih di Pekanbaru yang baru akan pulang setelah sholat Ied. Setelah sekian lama, kembali menikmati berbuka puasa di kampuang halaman. Senangnya tak terkira. Buka puasa pertama Ramadhan tahun ini di rumah Amak (nenek kami aka ayeknya anak-anak). Ku...