Main-main di Rumah Air
Ini edisi refreshing tebak-tebak buah manggis. Untung, ada mbah google yang siap menumpahkan informasi hehe... Ya iyalah, secara kalo mau pergi ke suatu tempat, kami punya persyaratan khusus. Jiahhh, ribet ya? Iya dong. Kan, ke mana-mana harus bawa pasukan neon 3 orang dengan ayahbunda sebagai baby sitter-nya. Jadi tempat yang dituju harus: ada tempat main anak, dekat, nggak terlalu ramai, dan, yang sangat penting, cost-nya terjangkau oleh tangan eh kantong....
Akhirnya, jadi deh ke Rumah Air di Bogor. Tempatnya di dalam Perumahan Bogor Nirwana Residence. Kalau bingung, cari saja The Jungle (ini pasti tahu kan). Nah, Rumah Air ini tetangganya The Jungle. Karena belum pernah datang ke sana, sempat deg-degan juga. Bagus nggak ya? Dan, wow......pandangan pertama langsung menggoda. Main view-nya sebuah kolam (saya bingung nyebutnya kolam atau danau buatan atau sungai buatan ya hehe) raksasa dengan saung-saung bambu di atasnya. Isinya? Ribuan ikan mulai dari yang imut sampai yang besar. Taman-taman di sekeliling kolam ditata apik. Jumlah saungnya lumayan banyak. Tapi yang datang ternyata juga ruaame banget. Jadi kalau mau kebagian tempat di saung, datangnya sebelum zuhur ya. Kalau sudah penuh, pengunjung diarahkan untuk mengisi tempat di restoran di tengah kolam raksasa. Asyik juga sih. Tapi sepertinya lebih enak di saung. Soalnya, kita bisa memberi makan ikan (peletnya bisa dibeli di sana), pegang-pegang ikan, duduk santai lesehan, atau tidur-tiduran. Farrel, Fadhlan, dan Akram girang bukan buatan memberi makan ikan. Ikan besar-besar dengan mulut terbuka lebar bergerombol menikmati makanan dari anak-anak. Senangnyaaa....
Sampai di sini ceritanya masih top nih. Masuk, gratis. Duduk di saung, gratis. Pas pesan makanan, ini yang bikin agak tersedak hihi... Harga makanan dan minumannya mehong, bo.....setara sama harga makanan di resto kelas atas di mal-mal. Mikirnya lama mau pesan apa aja hehe.... Ya sudahlah. Mungkin ini subsidi silang karena masuk gratis dan menikmati view kampung nan indah juga gratis. Memang sih kalau dipikir-pikir, biaya perawatan tempat seperti itu pasti tak kecil. Belum lagi biaya untuk pelayan yang jumlahnya banyak dan siap bolak-balik ke sana-sini di tempat seluas itu. Sayangnya, untuk urusan rasa, agak mengecewakan. Biasa banget (maaf ya Rumah Air).
Setelah menikmati kuliner ala Sunda, anak-anak bisa mencoba aneka permainan. Ada ATV, sepeda air, naik kuda poni, bermain scooter, seru-seruan dalam bola air, dan outbond (kalau wahana outbond, kami tidak sempat mencoba). Biaya per permainan lumayan terjangkau, sama dengan tempat sejenis. Hanya, harganya meningkat 60 persen dari harga yang tercantum di web yang kami jadikan referensi.
Sayang lagi, ada yang mengganggu. Kamar kecilnya kotor dan bau. Padahal air berlimpah ruah. Musalanya agak nyaman, tapi taman dan saluran air di sekitar musala dipenuhi sampah. Peralatan untuk salat, seperti mukena dan sarung, berbau tak sedap. Kekurangan lain, menurut kami, permainan untuk anak masih sedikit. Untuk ukuran tempat yang menarik seperti Rumah Air, sayang kalau tidak dilengkapi dengan wahana dan atraksi lain. Terus, mungkin karena konsepnya resto plus tempat main, makanan dan minuman terpusat di restorannya saja. Jadi, yang mau ke sana, jangan lupa membawa back up makanan dan minuman. Kan, lumayan repot kalau mau minum atau makan snack, harus bolak-balik ke restorannya. Apalagi, kalau bawa rombongan krucils yang sibuk lari sana-sini. Eh iya, yang juga sangat-sangat penting: awasi anak-anak. Soalnya, kontur Rumah Air dibuat naik-turun dengan batu-batu plus kolam raksasa yang membentang luas. Hati-hati, ya.
Itu cerita kami. Semoga sejumput info ini bermanfaat, ya. Daaaaahhhhh....
Depok, 4 Januari 2015
Comments