BAHAGIA DISEBUT IBU RUMAH TANGGA
Sebenarnya agak sungkan menulis judul ini. Siapa tahu ini cuma judul penghibur diri. Bisa jadi juga ini tulisan untuk mencoba menerima keadaan yang kadang “susah” diterima. Yup, betul. Ada benarnya dugaan itu. Tapi tentu saja judul ini ada alasannya. Ada argumentasinya. Jadi sudah melalui fit and proper test J Dulu, saya sangat terluka dengan adanya anggapan bahwa ibu rumah tangga adalah wanita-wanita rumpi yang kelebihan waktu dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Biasanya tingkat pendidikannya juga rendah. Hari-hari hanya di rumah. Pakai daster setiap waktu. Tidak membantu secara finansial. Dan sederet stigma tidak enak lainnya. Kadang, saya bahkan sampai menangis karena pandangan yang sangat tidak adil, menurut saya, ini. Tapi sekarang (InsyaAllah seterusnya), saya akan mengatakan saya bahagia menjadi ibu rumah tangga. Soal anggapan negatif orang-orang yang tak bertanggung jawab itu? Ah, saya tak peduli, karena saya bukanlah golongan ibu-ibu seperti yang mereka k...