Setelah "bertapa" cukup lama, akhirnya semangat itu keluar lagi. Terima kasih untuk semua orang dan semua benda yang telah membuat Bunda bangkit. Bismillah...
Suatu siang di sebuah pusat perbelanjaan di Kemang. Ada pameran mainan Iron Man. Anak-anak berlarian di antara mainan dan replika robot yang sedang booming itu. Tiba-tiba, anakku mengambil sesuatu. Abang: Bun, mau beli ini Bunda: Apa itu, Bang? Abang: Pesawat (Kuperhatikan lebih dekat mainan itu. Pesawat kecil dari bahan plastik. Harganya, 250 ribu.) Bunda: Nggak usah ya, Bang. Harganya mahal banget. Mending uangnya buat yang lain. Abang: Nggak. Maunya ini. Lalu terjadilah peristiwa yang dramatis hehe....Si abang tetap memegang mainannya. Sama sekali tak mau melepaskannya. Aku berusaha meminta dengan cara baik-baik. Pegangannya semakin kencang. Kukeluarkan segala argumentasi yang kuharap bisa menyentuhnya. Dia tetap keukeh. Akhirnya kukeluarkan kalimat penutup: "Bunda nggak mau beliin mainan itu. Harganya mahal. Dan bunda nggak mau beli mainan mahal. Mending kita beli buku aja ya. Sekarang kita makan dulu." Sambil tanganku mengambil mainan itu dari tangannya dengan c...
Satu ayah. Satu bunda. Kakek dan nenek sama. Rumah yang ditempati tak beda. Tapi begitu warna-warni polah jagoan-jagoanku. Yang satu suka teriak-teriak kalau sedang marah, lalu bisa langsung diam kalau ditawari mainan. Yang satu kalau marah diam saja, paling nangis, sambil melempar barang apa saja ke sana-kemari. Soal makan, yang satu suka makanan gurih dan pedas, terutama saus sambal. Saudaranya suka makanan berkecap. Yang satu suka berbagi apa saja alias tidak pelit. Apalagi kalau diajak bicara baik-baik atau dirayu semanis mungkin. Yang satu, paling susah berbagi, kecuali pada saat tertentu di kala mood-nya sedang oke. Si abang perfeksionis banget untuk urusan kerapian dan kebersihan. Adiknya, sleborrr banget untuk urusan itu. Tapi ada waktunya mereka kompak. Salah satunya kalau lagi makan permen atau es krim sambil nonton Nickelodeon. Atau kompak minta dibelai rambut dan diusap punggungnya sama ayah dan bunda saat mau tidur. Atau mereka juga “terlihat” kompak kalau me...
TOLONGLAH KAMI, ALLAH Hanya beberapa detik. Guncangan itu membuat jantungku berdegup kencang. Segera kuraih bayiku yang masih terlelap dan secepatnya berlari keluar. Bibirku hanya bisa mengucap istighfar. Sambil hatiku membayangkan apa yang tengah terjadi. Mungkinkah di suatu tempat, entah di mana, telah terjadi sesuatu yang mengerikan? Sesuatu yang hanya kurasakan akibatnya segelintir saja? Dan beberapa menit setelah itu kutemukan jawabannya. Gempa 7,3 SR di sebelah barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat. Terjadi pukul 14.55 WIB. Gempa dirasakan di seluruh kabupaten di Jawa Barat dan hampir seluruh kabupaten di Jawa Tengah. Tak ketinggalan gempa dirasakan warga di ibu kota Jakarta. Dan korban jiwa? Entah berapa. Yang pasti jumlah nyawa yang hilang tidak sedikit. Harta benda? Juga tak terhitung. Itulah deretan berita yang selanjutnya saya dengar. Hati saya perih. Belumlah hilang ingatan akan gempa di beberapa daerah sebelumnya. Aceh, Bengkulu, Yogyakarta, dan Sumatera Barat. Dua provins...
Comments