Posts

Showing posts from July, 2013

Temukan Titik Lemah Si Dia

Tanpa sengaja menyakiti pasangan (suami atau istri), lalu mengatakan: "Maaf, ya, sayang.....", itu sih sudah "biasa" mungkin. Tapi ada cara lain untuk meminta maaf, selain cara konvensional itu. Memanfaatkan titik lemah pasangan. Maksudnya, mencari-cari kelemahan si dia? Iya. Titik lemah yang saya maksudkan adalah hal-hal kecil yang disukai pasangan kita, yang bisa membuat dia bahagia sepanjang masa hehe.... Dan ini memerlukan pengamatan yang jeli dan proses uji coba berulang kali. Taktik minta maaf, yang sedikit berbau sogokan ini, lumayan efektif di antara kami. Saya, misalnya, punya dua titik lemah. Toko buku dan nasi bungkus Simpang Raya. Si dia sudah tahu soal ini dan sering memanfaatkannya. Dan, tanpa sadar, saya pun sering jadi bertekuk lutut. Pernah, suatu kali, dia harus pergi ke suatu acara kantor dan membatalkan acara bersama saya dan anak-anak. Saya kesal dan memilih diam, plus sedikit cemberut sebenarnya hehe.... Sesampainya di rumah, dia bicara kepad

Sepotong Ikan Yang Membahagiakan

Ternyata, memang benar adanya bahwa bahagia itu tak selalu segaris lurus dengan sesuatu yang mahal, megah, besar, keren, atau sebutan berharga lainnya. Bahagia itu bisa datang karena sesuatu yang sederhana, kecil, murah, dan, mungkin, tidak keren. Dari sepotong ikan pun bisa berakhir bahagia. Ceritanya, ada seorang suami yang dapat jatah makan siang. Lauknya ada dua: ayam dan pepes ikan. Lauk pertama, dia habiskan. Lauk kedua dia bungkus lalu dibawa pulang. Katanya, dia ingat ada perempuan manis pecinta ikan sejati di rumahnya. Makanya sepotong ikan pepes itu dibawa pulang untuk dinikmati sang istri, si penyuka ikan. Dan, dengan berbinar bahagia, si istri menerima hadiah istimewa itu. Ah, cuma sepotong ikan yang dipepes. Ikan kembung lagi. Salah satu ikan yang murah meriah. Tapi ternyata bagi sang istri, ini bukan hanya soal ikan. Ini soal perhatian dan cinta. Manalah mungkin tanpa perhatian dan cinta, ikan itu akan sampai di rumah. Dan ini tidak terjadi sekali dua kali, berkali-kali

Memupuk Cinta Kala Lelap

Ada rutinitas syahdu yang kujalani saat malam semakin larut. Memandangi lekat-lekat tubuh-tubuh mungil, yang terbaring lelah di tempat tidur. Seharian mereka sangat sibuk. Berlari, bermain, berteriak, berkelahi, belajar, menangis, tertawa, berguling-guling. Ah, banyak sekali yang mereka kerjakan. Kini tiba saatnya untuk merebahkan badan dan bermimpi. Dengan mulut yang kadang setengah terbuka, kadang mereka tersenyum dalam tidur. Kadang mengigau, lalu terbangun, lalu tidur lagi. Inilah saatnya aku berkesempatan untuk melihat sepuasnya keadaan mereka. Melihat baret bekas luka karena terbentur tembok atau jatuh saat lari di jalan. Melihat alis mata yang tebal dan rapi terlukis indah dekat mata. Memperhatikan, kalau bisa sekalian membersihkan, kotoran yang mengering di hidung dan telinga. Hehe.....ini dia yang tak bisa kulakukan saat mereka terbangun. Sulit sekali membujuk mereka untuk membersihkan telinga dan hidung. Dengan berbagai alasan, mereka akan menolak telinga dan hidungnya disen